Para Pekerja Sampaikan Keluhan Terkait Minimnya Upah Yang diberikan Dalam Kegiatan Pembangunan Sumur Bor

TANJAB BARAT, RANJAUNEWS.COM

Terkait Pekerjaan sumur bor yang berlokasi di kelurahan Sungai Nibung, kecamatan Tungkal Ilir, kabupaten Tanjung Jabung Barat, provinsi Jambi. Beberapa pekerja yang ikut melangsir material sampaikan keluhannya ke media.

 

Dijumpai di lokasi yang letaknya tak jauh dari sumur bor( Jum’at, 17 Pebruari 2023) , salah seorang pelangsir material yang juga tergabung dalam kelompok tani mengatakan,”sebenarnya pak, kami ni dak sanggup. Tapi ya mau gimana, inikan(sumur bor – red.) nantinya untuk kebutuhan kita bersama/kelompok tani. Cuman kan kalo bisa ketua tu(ketua kelompok tani – red.) seharusnya berfikir lah untuk kita petani ni. Kita ni butuh merokok, butuh makan. Kira kira bapak sanggup dak melangsir dari depan tu/dari ujung parit sana tu. Sementara opah langsir batu dan pasir perkarung nya Rp. 2000.-. kayu kita ngangkatnya berdua pak, upah nya sama juga, perbatang di hitung cuma Rp. 2000. Kemarin tu adalah saya minta kepada ketua untuk menambah upah langsir, tapi alasannya pihak konsultan yang tak mau menambah nya.”, ungkap salah seorang pekerja yang tak ingin di sebutkan namanya.

 

Saat awak media mempertanyakan terkait kegunaan/manfaat dari sumur bor tersebut. Salah seorang kelompok tani menjelaskan,”sumur bor ini rencana di pakai untuk mengcover luasan lahan dari kelompok tani selebar 50ha pada saat kita membutuhkan air. Kalau pompa air yg di dalam tanah tu berfungsi lah, gunanya untuk mengisi ke enam drum/tedmon yg di atas tu, kira kira menurut bapak sanggup dak air yg ada di dalam tedmon tu tersalurkan ke pipa pipa sepanjang tu?, jangankan pipa yang jauh tu, pipa depan aku ini(jarak nya kurang lebih 50 meter dari sumur bor – red.) Tak nyembur air nya. Dan ini belum pernah di coba pak, apakah airnya nya bisa nyembur sampai pipa yang di ujung sana.” Jelas salah seorang kelompok tani.

 

Terpisah, melalui pesan singkat WhatsApp. Pihak konsultan menjawab terkait pekerjaan sumur bor yang belum bisa dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar/kelompok tani,”saya belum ada informasi apakah di daerah itu sudah musim tanam apa belum. Kemudian juga apakah pembagian airnya sudah sesuai dengan rencana di awal kemarin. SEBAB KAPASITAS YANG TERSEDIA TIDAK BISA MENGAIRI SECARA KESELURUHAN. jadi kita atur kemarin dengan bergiliran, ada beberapa sistem stopkontak yang dipasang untuk itu. Tapi yang jelas saya belum ketemu kelompok tani, maksudnya apakah pengairan sudah berfungsi semestinya”,jawab pihak konsultan.

 

Sebagaimana diketahui sebelumnya, kegiatan pembangunan sumur bor tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan pagu dana Rp. 300.000.000.-

 

Hingga pemberitaan ini di terbitkan, kepala dinas tanaman pangan dan holtikultura, yang dalam hal ini selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam kegiatan tersebut. hanya mampu terdiam, tanpa bisa memberikan sepatah jawaban dari sejumlah pertanyaan yang di layangkan melalui pesan singkat WhatsApp kepada nya.

 

(Reporter Adi)