Ranjaunews.com,MUARO JAMBI- Harga karet tingkat petani di beberapa kecamatan di kabupaten muaro jambi anjlok, hal ini diketahui langsung dari petani kecamatan Sungai gelam dan Kecamatan Sekernan.
Sejumlah Petani di kecamatan Sungai Gelam, menuturkan harga semakin merosot hingga berada dikisaran Rp 7.000 per kilogram.dan oleh sebab itu pendapatan petani karet di Kecamatan Sungai Gelam kini semakin terpuruk.
“Harga karet Rp 7.000 mas, dak naik-naik. Menjerit kami mas, mana harga sembako sekarang naik,”terang Misria, petani karet yang juga ibu rumah tangga di Desa Kebun Sembilan, Kecamatan Sungai Gelam,” Tutur Misria, Jum’at, 6 Januari 2023
Lebih lanjut Misria menambahkan, selain harganya murah, hasil produksi karet saat ini juga menurun, lantaran kondisi daunnya yang berguguran.
“Sudah trek getahnya berkurang, gak naik-naik harganya. Harapannya semoga dinaikkan harganya,”ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh petani karet di Desa Kebun Sembilan lainnya, Mualim.
Petani karet yang juga Ketua RT.18, Desa Kebun Sembilan ini menyebut, petani karet di Desa nya saat ini mengeluh akibat dari dampak anjloknya harga karet.
“Jadi petani karet ini sangat mengeluh pak. malah Sembako mahal, belum lagi biaya anak sekolah,”tutur Mualim.
Mualim berharap, harga karet dapat kembali naik seperti masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sempat menembus harga Rp. 20.000 per kilogram.
“Pada masa pak SBY petani karet cukup bergairah. Harga karet sempat menembus harga Rp 20.000 pak. Kami berharap harga karet kedepanya bisa diatasi Rp 10.000 per kilogramnya,”jelasnya.
Sementara itu hal yang sama juga diutarakan oleh Selamet, salah seorang petani karet di Desa Sungai Gelam, Kecamatan Sungai Gelam.
Menurut selamet, harga karet yang ideal ditingkat petani saat ini minimal Rp 15.000 perkilogram. Saat ini harga jual karet dari petani ke tengkulak bertahan Rp 7.000 sejak hampir 8 bulan lalu.
“Harga karet lagi anjlok, gak stabil. Kalau bisa pemerintah harga karet ini dinaikan lah. Harga karet Rp 7.000, gak ada perubahan. Daun parah (pohon karet, red) lagi trek, ga ada getahnya. Biasanya seminggu bisa dua pikol (200 kilogram), sekarang mentok-mentoknya hanya sepikol (100 kilogram),”ungkap Selamet.
Sementara hal senada juga di ungkapkan Amir Warga Kelurahan Sengeti mengatakan harga karet jauh lebih murah jika dibandingkan dengan kecamatan lain.
Petani karet kecamatan Sekernan saat ini melesu akibat harga karet yang tak kunjung naik.sejak beberapa bulan terakhir, namun tak ada pilihan petani tetap musti menyadap karet, meski hasilnya hanya pas-pasan untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari.
” Harga karet di kecamatan sekernan merosot drastis sejak bulan Juli 2022 lalu hanya Kisaran Rp. 6.800 /kg hingga sekarang, namun kami tetap harus menyadap karet, demi menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. ” Ungkap Amir.
Lebih lanjut Dirinya berharap kepada pemerintah kabupaten muaro jambi agar dapat memberikan solusi supaya harga karet stabil dan mereka tidak kesulitan lagi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kami berharap kepada pemerintah Muaro Jambi memperhatikan nasib para petani karet di kabupaten ini, yang idealnya harga karet normal Rp. 10.000, seperti harga karet enam bulan yang lalu.” Harap Amir Petani karet Kecamatan Sekernan.
(Sulaiman)